Jumat, 27 Maret 2009

Lieur…(Curhat part One)


Ada kesibukan baru yang memburu saya minggu-minggu ini, tidak ada kaitannya sama sekali dengan pekerjaan saya saat ini, tapi terus terang, ini benar-benar menguras tenaga dan pikiran saya.

Kesibukan itu adalah mengumpulkan tulisan-tulisan yang pernah ditulis oleh pak HWW*) dari tahun 1997-2000-an, seorang ekonom terkenal tanah air yang sangat saya hormati, yang komentarnya terkadang terlalu ‘nyeleneh’ untuk ukuran ‘unggah-ungguh’ orang timur, sehingga banyak media dari dulu (apalagi sekarang) enggan memuat tulisan-tulisan beliau, walaupun sebenarnya banyak orang (termasuk ahli-ahli ekonomi sendiri), yang mengamini pendapat-pendapat beliau.

Ini semua berawal dari obrolan ‘ndak’ penting antara saya dengan beliau di suatu siang. Pada kesempatan itu saya sempat menanyakan, apakah beliau berniat untuk membukukan tulisan-tulisan beliau yang selama ini ‘berserakan’ dimana-mana (terutama tulisan-tulisan beliau yang beliau tulis berkaitan dengan krisis ekonomi di Indonesia tahun 1998 lalu) menjadi sebuah buku. Waktu itu saya sampaikan kepada beliau, apabila tulisan-tulisan beliau waktu itu, masih relevan dengan krisis global yang saat ini sedang kita alami saat ini. Apabila misal tidak dapat menjadi solusipun ya minimal tulisan-tulisan beliau dapat digunakan untuk kontemplasi bagi pelaku dan praktisi seperti saya sendiri.

Awalnya beliau menanggapi dingin pertanyaan saya tersebut, karena menurut beliau, tidak akan ada pihak atau penerbit yang berani untuk menerbitkan tulisan-tulisannya. Tulisan-tulisan beliau seperti telah saya sampaikan sebelumnya, memang terlalu lugas (mungkin juga naif), sehingga beliau khawatir akan menyinggung banyak orang-orang (baca: pejabat atau mantan pejabat) yang tersebut dalam tulisan-tulisan tersebut.

Beberapa minggu kemudian, tanpa disangka-sangka, saya mendapat SMS dari beliau, yang intinya meminta saya untuk membantu mengumpulkan tulisan-tulisan beliau dari internet, karena sebagian besar tulisan-tulisan beliau yang ditulis antara tahun 1997-2005 hilang pada tahun 2005, pada saat beliau kehilangan notebooknya di Kairo, Mesir.

Beberapa minggu setelah SMS pertama itu, saya menerima SMS lagi dari beliau, isinya meminta kepada saya untuk 'membukukan' tulisan-tulisan beliau tersebut, paling lambat pada saat ulang tahun beliau bulan Juli mendatang. Saya sendiri sih santai membaca SMS ini, karena saya mengartikan kata ‘membukukan’ itu adalah membuat tulisan-tulisan tersebut menjadi sebuah buku, hal yang tidak terlalu banyak masalah untuk saya, karena itu berarti setelah saya mengumpulkan tulisan-tulisan, memilih-pilih, mengedit sedikit-sedikit, membuat kata pengantar & daftar isi, mencari photo dan gambar sebagai ilustrasi, mendesign layout & cover, membaca kembali dan merevisi sana sini sedikit, maka selesailah, kemudian cetak, terakhir menjilid.

Namun istri saya tercinta - yang selama ini selalu membantu saya secara moril - mempunyai persepsi lain terhadap kata ‘membukukan’. Menurutnya ‘membukukan’ itu artinya menerbitkan…” Halah pusing...lieur, terbayang dalam pikiran saya, saya harus menenteng-nenteng map berisi bendel tulisan-tulisan tersebut - seperti orang jaman dulu cari kerja - mendatangi kantor penerbit satu persatu, bicara ke editornya, kemudian…dst...dst terus demikian berulang-ulang, sampai saya menemukan penerbit yang berkenan (?)…wueh iya kalau ada yang akhirnya mau, kalau tidak ada yang mau, bagaimana?

Menerbitkan sendiri?, usul yang baik tapi jelas tidak mungkin saya lakukan. Keterbatasan sumber daya dan danalah yang menjadi kendala utama. pokoknya Lieur pisan…

*) pak HWW, maaf, sementara saya buat inisial saja :)

To be continued

3 komentar:

  1. pak, kata doni...penerbitnya tidak terlalu susah...terutama editornya.
    aku boleh ikut tidak ya??

    BalasHapus
  2. Yang susah deadlinenya Juli pak, padahal tulisannya masih kurang banyak

    BalasHapus

Terima kasih atas komentar anda